Home » , » Pongo Abelii

Pongo Abelii

Written By Unknown on Minggu, 08 Desember 2013 | 06.37

Pongo abelii Lesson, 1827
Mawas Sumatra
Sumatran Orangutan

Peraturan Indonesia
                Peraturan Perlindungan Binatang Liar 1931 (tertulis: Sinia satyrus)
                Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999 (tertulis: Pongo pygmaeus)

Distribusi
                P. abelii Lesson, 1827: Sumatra (bagian utara)
Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Class                      : Mammalia
Order                    : Primates
Family                   : Hominidae
Genus                   : Pongo
Spesies                 : Pongo abelii


Nama Asli
                Pongo abelii Lesson, 1827
Sinonim
                Pithecus bicolor Geoffroy, 1841; Pithecus brookei Blyth, 1853, Sinia gigantica pearson, 1841; Satyrus sundaicus sumatranus Mayer, 1856; Pythecus sumatranus abogenis Selenka, 1896; Pithecus sumatranus deliensis Selenka, 1896; Pithecus sumatranus langkatensis Selenka, 1896.
Deskripsi
                Tubuh berukuran besar dengan tubuh berwarna kayu manis. Betina mempunyai jenggot, jantan berjenggot besar, pipi janttan rata dan tertutup dengan rambut yang halus, tengkorak tidak memiliki lekuk antara tulang mata. Secara mikroskopis rambut mawas Sumatra lebih tipis dari mawas Kalimantan, membulat, kolom pigmen gelap yang halus dan sering patah di bagian tengahnya dengan ujung kadang berwarna hitam. Jantan dewasa memiliki ukutan tubuh dua kali lebih besar dibandingkan betinanya, yaitu berkisar antara 125-250 mm. berat tubuh jantan berkisar antara 50 – 90 kg, sedangkan betina berkisar 30 – 50 kg.
Kemiripan Jenis
                Pongo pygmaeus, lebih kecil, betina tanpa janggut, janggut jantan kecil, bulu rambut merah manggis, moncong prognathous dan berbentuk menyerupai angka 8.
Ekologi
                Jenis ini dapat dijumpai hingga di ketinggian 1500 m dpl terutama mendiami daerah dataran rendah dan rawa gambut, tanah alluvial sepanjang sungai dan sedikit di dataran tinggi. Hidup soliter walaupun sering terlihat berpasangan terutama saat menjelang perkawinan. Lama waktu berpasangan biasanaya 2-3 minggu. Masa kehamilan berkisar 9 bulan. Setiap individu membuat dua hingga tiga sarang tidur dan istirahat. Sarang bekas jarang digunakan untuk tempat tinggal. Daerah jelajah jantan 5-10 km2 dan betina 1-3 km2 dengan kemampuan jelajah harian sekitar 1 km. Jenis ini mudah terinfeksi penyakit seperti halnya yang diderita manusia seperti hepatitis dan TBC. Rentang waktu hidupnya dapat mencapai 50 tahun.
Status Internasional



Nama Lokal
                Mayas, mawas, orang panda (Sumatra), mayew, mawey (Aceh), umang (Batak Karo-Dairi), orang pendek (Bengkulu), gugu (Serawai-Bengkulu Tenggara), sebaba (Pasemah, Bengkulu Tenggara) li koiyau (Riau), leco (RokanRiau), sedapa (Palembang).


Share this article :

Posting Komentar

sidebar2

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Taksonomi Mamalia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger